Memperlakukan Anak Selayaknya Air

Pengobatan dengan menggunakan air sampai saat ini masih dipercaya oleh kalangan masyarakat dalam menyembuhkan berbagai penyakit. Kadang kita dibuat heran bagaimana mungkin air yang diberikan do’a-do’a mampu memberikan kesembuhan?! Namun ternyata Rasulullah Saw. juga pernah menggunakan air sebagai metode pengobatan dimana Rasulullah berdo’a kemudian air tersebut dipercikkan ke tubuh orang yang sakit tersebut.

Menurut penelitian dari Masaru Emoto menyatakan bahwa air dapat merespon kata-kata. Air tidak hanya mengenali kata namun juga memahami makna dari kata tersebut. Ketika air diberikan kata-kata yang positif, air akan membentuk sebuah kristal yang indah dan mekar.

Namun ketika air diberikan kata-kata negatif, air akan membentuk kristal yang pecah. Bahkan air tersebut dapat tidak membentuk sebuah kristal. Sehingga dapat dibayangkan bagaimana jika air diberikan kumpulan kata yang berupa do’a?!

Sebagai contoh adalah jika Anda mengucapkan kata bahagia, cantik, terima kasih ataupun cinta, air akan membentuk kristal dengan ukuran yang seimbang. Akan tetapi, jika Anda mengucapkan kata tidak bahagia, kamu bodoh dan kata negatif lainnya, maka air akan membentuk kristal yang pecah ataupun tidak membentuk kristal sama sekali.

Perbedaan respon air terhadap ucapan
Sumber gambar : Google Images

Penelitian dari Masaru Emoto tersebut mencoba untuk menyambungkan missing link tentang bagaimana pikiran, do’a dan kata-kata positif berdampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Karena dengan pikiran dan kata-kata positif dan juga do’a dapat membentuk kristal dalam tubuh manusia mengingat tubuh manusia terdiri dari 70% air.

Begitu juga dengan manusia, terutama anak-anak. Anak-anak memiliki kepekaan yang tinggi terhadap ucapan. Tidak hanya sekedar peka, namun juga menyerap apa yang orang dewasa ucapkan kepadanya. Sehingga orangtua perlu berhati-hati dalam berucap kepada anak. Karena otak manusia terdiri dari otak sadar dan bawah sadar. Otak sadar menerima berbagai informasi baik yang kita dengar, lihat atau rasakan. Bagi orang dewasa, otak sadar dapat memfiltrasi sebuah informasi dan mampu menolak jika tidak setuju dan hal tersebut akan dilanjutkan ke otak bawah sadar.

Akan tetapi otak sadar anak, filter tersebut masih belum terbentuk sempurna. Sehingga anak akan lebih mudah percaya terhadap apa yang ia dengar, lihat ataupun rasakan yang kemudian direspon oleh otak bawah sadarnya.

Sudah jelas bahwa seharusnya anak-anak diperlakukan seperti air dimana orang tua seharusnya lebih berhati-hati dalam berucap ataupun membawa perasaannya kepada anak-anak. Orangtua sudah seharusnya membentuk konsep positif kepada anak sejak dini melalui ucapan yang baik. Karena hal ini tidak hanya sekedar mempengaruhi pikiran anak, namun juga jiwa dan raganya.



Sumber Referensi :
  1. Muhammad, As’adi. 2014. Kedahsyatan Air Putih untuk Ragam Terapi Kesehatan. Jogjakarta : DIVA Press
  2. Setyawan, Angga.  2014. Anak Juga Manusia. Jakarta : Noura Books
********************************************************************
Bagi ayah bunda yang memiliki semangat belajar tinggi, ingin menambah wawasan tentang parenting dan juga ingin tau caranya untuk menemukan potensi-potensi yang ada di dalam keluarga dan melakukan perencanaan strategis dalam mengembangkan potensi tersebut. Silakan ikuti workshop parenting yang akan di adakan oleh Institut Ibu Profesional Surabaya Raya. Info workshop pada link berikut -> http://bit.ly/workshopfamilystrategicplanning



Komentar

Postingan Populer